Sepak bola merupakan olahraga massal yang paling banyak penggemarnya, di dunia maupun di Indonesia.
Sayangnya, di dalam negeri permainan bola sepak ini belum memberikan prestasi menggembirakan di kancah dunia. Mungkin salah satu faktor nya adalah minimnya fasilitas yang memadai, sehingga tidak memaksimalkan lahirnya bibit-bibit talenta Indonesia.
Di luar negeri, stadion sepak bola sudah banyak yang menggunakan rumput sintetis. Sedangkan lapangan training klub-klub sepak bola hampir semua menggunakan rumput sintetis, alasan utama adalah unlimited playing time atau waktu bermain yang tak terbatas. Sedangkan rumput alami memiliki jumlah batas waktu penggunaan, karena memerlukan waktu untuk recovery rumput, dan bisa kita bayangkan seberapa rutin-nya atlet club sepak bola latihan.
Lapangan dengan rumput sintetis juga kian marak di Indonesia, awalnya di dalam negeri lebih dikenal sebagai rumput futsal, namun sebenarnya rumput tsb diciptakan untuk lapangan sepak bola full size, tetapi kini mulai digunakan sebagai mestinya yaitu di lapangan sepak bola.
Melihat fenomena tersebut, pemain sepakbola dari klub Persib, Atep menilai memang saat ini rumput sintetis telah menjadi alternatif lapangan rumput, ditengah kesulitan perawatan rumput asli. Menurutnya, rumput sintetis cukup memberikan kenyamanan dan peforma permainan yang sama dengan rumput natural.
"Untuk saat ini menurut saya memang perlu, karena sejauh ini rumput asli cukup sulit dan mahal perawatannya, rumput sintetis bisa menjadi solusinya," kata Atep.
Atep mengakui saat ini memang masih jarang rumput sintetis di Indonesia. Namun di Bandung sudah, yaitu lapangan Progresif Football, Bandung. “Latihan Persib sering menggunakan lapangan Progresif Football. Tapi untuk pertandingan resmi memang belum pernah.”
Aldrey Hansyah, salah seorang distributor rumput sintetis, menambahkan, sebuah lapangan rumput sintetis adalah sebuah system, dimana semua aspek dalam sepak bola telah diakomodir: Pantulan bola dan roll bola yang natural, shock absorb untuk mengurangi resiko injured, serapan air hujan, drainase, dan lain-lain.
Umur Lapangan rumput sintetis memiliki waktu yang cukup panjang, namun menurut Aldrey tergantung beberapa faktor, seperti jenis dan kualitas rumput, maintenance, jumlah pemakaian dan lain-lain, sebagai acuan sebuah lapangan bola yang baik minimum 10 tahun.
Di Indonesia rumput sintetis ini dapat ditemukan di lapangan sepak bola: Progresif Football Bandung, Universitas Indonesia; Untuk lapangan Futsal sudah banyak sekali.
Aldrey meuturkan, kelebihan dari rumput sintetis dibandingkan natural dari segi perawatannya. Rumput sintetis jauh lebih mudah perawatannya. Tanpa pupuk, air, pembersihan rumput liar, penambalan, dan sebagainya. Selain itu, Lapangan rumput sintetis dapat digunakan tanpa batas waktu. Sedangkan rumput alami memiliki jumlah waktu terbatas penggunaan, karena memerlukan waktu untuk recovery rumput.
Selain dimanfaatkan oleh para pemilik klub sepakbola, rumput sintetis sangat cantik bila dihadirakan di rumah-rumah. Kemudahan merawatnya inilah yang menjadikan rumput sintetis dapat dimanfaatkan di pekarangan rumah Anda atau kebun belakang rumah. Anda dapat bermain sepak bola dengan anggota keluarga tanpa harus kesulitan merawat rumputnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar